*SPEECHLESS*

Senin, 28 Juli 2014

Seketika hati itu bergetar mendengar berita, tentang kisah yang entah kapan akan kau tuai di masa depan. Tak usah penat, kau tak kan pernah sendiri karena bukan dirimu satu-satunya pelakon kisah itu. Hanya saja sejenak rasakanlah bagaimana perjuangan yang berat, ketika mata rantai belum lagi utuh melingkar di hatimu. Menjaganya erat agar tak beranjak.
Lihatlah keping bohlam yang luluh di belakangmu. Pelajarilah hal yang penting tentangnya, bahwa sesekali redup itu manusiawi. Bukan mati. Tapi menghimpun kembali energi agar bisa lebih lama menerangi.
Tataplah harimu, wahai engkau yang pernah berjanji akan selalu menjaga semuanya. Mengayuh dengan sabar sampan itu hingga ke pulau seberang.
Jangan lengah, sedikit saja celah kau bisa oleng. Tak akan ada surga tanpa rasa sakit terlebih dulu. Itulah hidup. Kabar gembiranya bahwa ia tak hanya sampai disini. Ada yang lebih abadi dari sekedar menapak di bumi, menjunjung langit yang tinggi.
Surga. Ya, itulah terminal pemberhentianmu kelak, selamanya.
Maka bertahanlah hingga tiba masa, saat hatimu bergetar dan kau mampu menjelaskan semuanya. Padanya, juga pada-Nya.
~~a feeling that you named "secret"!
Dengan "berpikir positif" kita bisa melewati samudera luas, penuh dengan badai, meski hanya menaiki perahu kecil.

Dengan "berpikir negatif", bahkan waduk kecil, tenang, cerah, naik perahu bermesin sekalipun, kita tidak kuasa tiba di tepi seberangnya

--Tere Liye
"Kata orang bijak, kita tidak pernah merasa lapar untuk dua hal. Satu, karena jatuh cinta. Dua, karena kesedihan yang mendalam. Maka akan lebih menyakitkan akibatnya ketika kita mengalami jatuh cinta sekaligus kesedihan yang mendalam."

*Tere liye, novel "Sunset Bersama Rosie"